I LOVE
AYAH
Aku menunggu sambil harap-harap cemas, aku berdoa kepada
tuhan “ya tuhan, aku berharap bisa melihat ayah untuk yang terakhir kalinya,
aku janji akan lebih menyayanginya” kataku dalam hati.
Ayah ku didiagnosis mengidap penyakit
leukimia, penyakit berbahaya itu sedang menggerogoti tubuh ayah, sudah 5 tahun
ayah berusaha mengobati penyakitnya itu. Tapi, hasil nya nihil. Toh, akhirnya
penyakit kanker itu sudah memasuki stadium akhir!
Aku melihat ibu yang sedari tadi
menangis, aku mencoba menghiburnya “bu, nggak usah menangis, ini takdir tuhan,”
kataku lembut.
Ibu meliriku sambil tersenyum “ibu masih belum kuat jika ayah meninggalkan kita,” katanya ibu sambil menunduk.
“ka, apa yang terjadi pada ayah?” tanya adiku linda, usianya masih 5 tahun, terkadang aku tidak tega, anak sekecilnya sudah mendapatkan cobaan pahit seperti ini.
“ayah nggak apa-apa, kamu berdoa aja ya, semoga ayah cepat sembuh, nggak usah dipikirkan ya,” kataku tegar, berusaha menjadi kakak yang baik.
“aku rela kok kak, kalau ayah meninggal, soalnya ayah suka jail sih sama aku!” ucapnya polos.
“eh, kamu nggak boleh ngomong kayak gitu! Biarpun gitu. Nanti adek pasti butuh ayah!” kataku sambil mengusap kepalanya.
Ibu meliriku sambil tersenyum “ibu masih belum kuat jika ayah meninggalkan kita,” katanya ibu sambil menunduk.
“ka, apa yang terjadi pada ayah?” tanya adiku linda, usianya masih 5 tahun, terkadang aku tidak tega, anak sekecilnya sudah mendapatkan cobaan pahit seperti ini.
“ayah nggak apa-apa, kamu berdoa aja ya, semoga ayah cepat sembuh, nggak usah dipikirkan ya,” kataku tegar, berusaha menjadi kakak yang baik.
“aku rela kok kak, kalau ayah meninggal, soalnya ayah suka jail sih sama aku!” ucapnya polos.
“eh, kamu nggak boleh ngomong kayak gitu! Biarpun gitu. Nanti adek pasti butuh ayah!” kataku sambil mengusap kepalanya.
Tiba tiba dokter yang menangani ayah
datang menuju ibu.
“bu…”
“ya, dok?” jawab ibu sambil mengusap air matanya.
“kondisi suami ibu… Semakin buruk, mungkin dia tidak akan hidup lebih lama lagi,” ucap dokter pelan
“bu…”
“ya, dok?” jawab ibu sambil mengusap air matanya.
“kondisi suami ibu… Semakin buruk, mungkin dia tidak akan hidup lebih lama lagi,” ucap dokter pelan
Aku terkejut, aku langsung berlari ke
kamar ayah.
“ayah!!!” teriakku kencang.
“sher.. Sheren,” kata ayah pelan.
“ayah! Jangan tinggalin aku, linda dan ibu ayah! Ayah!” karaku sambil menangis.
“i.. Ini sud.. Sudah takdir tuhan sheren! Ayah tidak bisa berkehendak sendiri, ayah hanya berpesan, jaga linda baik-baik, jangan buat ibumu kecewa, bagaimana pun juga ayah sangat…”
“ayah?”
“menyayangimu…”
Seketika itu juga, tangan ayah berhenti memegang tanganku, denyut nadi nya tidak terasa dan…
“ayaaaahhh! Jangan pergi ayah! Aku masih sayang pada ayah!”
“ayah!!!” teriakku kencang.
“sher.. Sheren,” kata ayah pelan.
“ayah! Jangan tinggalin aku, linda dan ibu ayah! Ayah!” karaku sambil menangis.
“i.. Ini sud.. Sudah takdir tuhan sheren! Ayah tidak bisa berkehendak sendiri, ayah hanya berpesan, jaga linda baik-baik, jangan buat ibumu kecewa, bagaimana pun juga ayah sangat…”
“ayah?”
“menyayangimu…”
Seketika itu juga, tangan ayah berhenti memegang tanganku, denyut nadi nya tidak terasa dan…
“ayaaaahhh! Jangan pergi ayah! Aku masih sayang pada ayah!”
“sheren!” panggil ibu.
“sheren! Bangun sayang, sudah waktunya shalat subuh!” kata ibu.
“eh, iya bu!” kataku setengah linglung.
“sheren! Bangun sayang, sudah waktunya shalat subuh!” kata ibu.
“eh, iya bu!” kataku setengah linglung.
Aku langsung berjalan menuruni
tangga.
Apa itu hanya sebuah mimpi? Kataku dalam hati.
Aku langsung mandi dan berwudhu, setelah itu aku shalat dengan khusuk.
Setelah shalat, aku bergegas menuruni tangga untuk sarapan, ketika sampai di bawah aku melihat ayah, ya itu ayah!
“ayaaahhh!” panggil ku sambil memeluk ayah.
“waduh, tumben nih sheren manja sama ayah!” kata ayah sambil tersenyum manis.
“iya nih kak sheren, masa aku aja umurnya masih 5 tahun nggak manja kaya kakak,” kata linda polos.
“hehe,” kataku sambil mengacak ngacak rambut linda.
Apa itu hanya sebuah mimpi? Kataku dalam hati.
Aku langsung mandi dan berwudhu, setelah itu aku shalat dengan khusuk.
Setelah shalat, aku bergegas menuruni tangga untuk sarapan, ketika sampai di bawah aku melihat ayah, ya itu ayah!
“ayaaahhh!” panggil ku sambil memeluk ayah.
“waduh, tumben nih sheren manja sama ayah!” kata ayah sambil tersenyum manis.
“iya nih kak sheren, masa aku aja umurnya masih 5 tahun nggak manja kaya kakak,” kata linda polos.
“hehe,” kataku sambil mengacak ngacak rambut linda.
Kini aku menyadari, arti ayah yang
sebenarnya…
Ayah, i love you…
Aku sayang kamu…
Ayah, i love you…
Aku sayang kamu…
0 komentar:
Posting Komentar