Pada kesempatan ini saya akan menuliskan tentang hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan khususnya di wilayah negara Indonesia yang sebagian besar penduduknya berada di garis kemiskinan. Berikut ini terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dari masing-masing topik di atas.
Ilmu pengetahuan
“ Ilmu pengetahuan ” terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identitas sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan objek tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi).
Ilmu adalah seluruh usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman manusia yang ada di dunia ini. Ilmu juga bermacam-macam jenis, dan berkaitan dengan semua aspek kehidupan yang ada di dunia ini. Ada ilmu pengetahuan tentang alam, sosial, hukum, agama, psikologi dan sebagainya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan, tetapi rangkuman dari sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Kemiskinan adalah suatu keadaan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kemiskinan merupakan masalah global yang sudah lama terjadi di negara berkembang seperti negara Indonesia. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan seseorang itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti sandang, pangan, papan, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal :
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat, dan sistem nilai yang dimiliki. Dalam hal ini garis kemiskinan dapat tinggi atau rendah. Terhadap posisi manusia dalam lingkungan sosial, bukan ukuran kebutuhan pokok yang menentukan, melainkan bagaimana posisi pendapatannya ditengah-tengah masyarakat sekitarnya. Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi ditentukan oleh komposisi pangan apakah benilai gizi cukup dengan nilai protein dan kalori cukup sesuai dengan tingkat umur, jenis kelamin, sifat pekerjaan, keadaan iklim dan lingkungan yang dialaminya.
Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
b. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha
c. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD
d. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
e. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Opini :
Menurut saya ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki hubungan yang erat. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan individu. Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan. Selain itu, teknologi juga mengandung ilmu pengetahuan didalamnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan oleh setiap individu untuk mengetahui apa dan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini sedang berlangsung di dunia sehingga kita dapat mengikuti dan mengerti tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti di negara maju, misalnya Amerika Serikat. Namun berbeda halnya dengan negara maju, di negara berkembang seperti Indonesia perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlepas pula dari fenomena kemiskinan. Yaitu suatu keadaan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebanyakan orang menganggap bahwa kemiskinan itu terkait dengan tindak kekerasan. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan buatan yang disebabkan oleh struktur buatan manusia seperti ekonomi, politik, sosial maupun budaya.
Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari harus memperhatikan banyak hal. Sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia
Tanpa menimbulkan efek yang berbahaya. Oleh karena itu pemerintah juga harus mendukung setiap perkembangan iptek yang bersifat positif.