Senin, 14 November 2011

AGAMA DAN MASYARAKAT




Sebagai negara majemuk, Indonesia dituntut untuk maju secara konsisten dalam mengembangkan bangsanya. Meskipun demikian, kemajemukan yang seyogianya berfungsi sebagai landasan kekayaan dan pengembangan bangsa dan, kerap menjadi batu sandungan dengan banyaknya konflik. Konflik antarsuku hingga konflik agama dan masyarakat.
Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim yang menjadi mayoritasnya, Indonesia diharapkan menjadi contoh bagi bangsa lain dalam hal kerukunan antarumat beragama. Dengan masuknya agama dan kepercayaan Kong Hu Chu sebagai agama yang telah disahkan oleh negara, keimanan antar umat semakin diuji.
Hal ini dibuktikan dengan dituntutnya warga masyarakat Indonesia untuk saling toleransi antarumat beragama. Baik toleransi tentang keagamaannya hingga perayaan hari raya keagamaan. Masyarakat Indonesia yang masih menyimpan mental kedaerahan, dikhawatirkan membangun mental tersebut dalam kehidupan keberagamaan.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin, akan memicu terjadi konflik antarumat beragama dengan saling mencemooh dan menjelek-jelekkan agama lain serta menganggap agamanyalah yang paling benar, seperti yang sempat terjadi beberapa tahun silam hingga terjadi pertumpahan darah.

Opini : dengan banyaknya agama didunia ini menjadi saling ejek, bahkan terjadi pertumpahan darah karna konflik tersebut, aturanya masyarakat Indonesia bias berfikir positif untuk kedepan bagaimana caranya bisa saling menyayangi walaupun beda agama seprti maksud dari Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti ‘berbeda-beda tetapi tetap satu jua, jdi meskipun kita berbeda agama, suku, adat, ras  tetapi kita tetap satu, karena tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa orang lain.

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGREASI MASYRAKAT


Pertentangan sosial sering kita temui di dalam kehidupan bermasyarakat. Semua itu bisa terjadi dikarenakan perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok yang satu dengan individu atau kelompok yang lainnya. Misalnya saja tawuran, perilaku tersebut sangat sering terjadi dikalangin pelajar maupun warga masyarakat. Biasanya didasari oleh perbedaan kepentingan dan keinginan individu atau kelompok untuk menguasai hal-hal tertentu.
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik, yaitu :
  1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konflik
  2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
  3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Adapun cara pemecahan konflik tersebut :
 1.     Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
 2.    Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
 3.    Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
 4.    Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
 5.    Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
 6.    Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
Opini :
Menurut saya pertentangan sosial dan integrasi masyarakat yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang tidak asing lagi. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya perbedaan kepentingan dan ideologi, pertumbuhan politik yang majemuk serta masalah-masalah territorial daerah yang cukup jauh. Pertentangan sosial akan mempengaruhi dan menyebabkan perselisihan di sebuah Negara karena akan berdampak kepada pembangunan ekonomi, dan sosial kemasyarakatan.
Perlu mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi etnik. Agar tidak ada lagi sifat yg menimbulkan pro dan kontra antar sesama bangsa. Karena itu dapat mempengaruhi  budaya dan moral bangsa serta masyarakat di negara kita ini.
Selain itu akan menimbulkan konflik, prasangka dan diskriminasi terhadap masyarakat. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Jangan mudah mengambil keputusan tentang perilaku atau tindakan orang lain secara individual, karena setiap orang bisa kita diketahui setelah orang itu bertindak dan berprilaku. Agar tidak ada pikiran yang cenderung kepada diskriminastif atau mengurangi prasangka terhadap orang lain.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi prasangka dan diskriminasi
1.Perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat
2.Perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
3.Sikap terbuka, selektif dan lapang dada terhadap perkembangan zaman

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERJAT



Menurut saya, Pelapisan sosial bisa dikategorikan sebagai sebuah urutan atau tingkatan , sedangkan kesamaan derajat, sama seperti pelapisan sosial tetapi kesamaan derajat ialah sesuatu yang bisa dikatakan memiliki status, tingkatan yang sama dalam lingkungan atau daerahnya.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepadamasyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Terjadinya Pelapisan Sosial
- Terjadi dengan sendirinya
proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang - orang yang ingin menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan sacara alamiah dengan sendirinya.Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.
- Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

PEMUDA DAN SOSIALISASI



Pemuda adalah sekelompok orang yang memiliki umur yang masih muda. Di saat umur inilah orang dikatakan masih orang yang labil. Artinya masih tidak tahu apa yang harus dilakukan ataupun yang mereka inginkan masih banyak, tidak tertuju pada satu tujuan yang pasti.
            Di negara kita Indonesia  memiliki jumlah pemuda yang sangat banyak mulai dari sabang sampai merauke. Mulai dari umur 18 tahun sampai umur 22 tahun. Banyak sekali akhir-akhir ini masalah timbul disebabkan oleh sekelompok pemuda. Mulai dari tawuran, narkoba hingga pembunuhan. Seharusnya pada saat inilah umur mereka sudah mulai bisa berpikir unruk memikirkan masa depan dan negara. Di Indonesia banyak sekali kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh pemuda-pemuda bahkan oleh anak masih di bawah umur, mereka melakukan hal itu karena tidak tahu dampak apa yang ditimbulkan nantinya. Mereka hanya tahu bahwa melakukan hal itu bisa membuat hamil. Yang lebih parahnya lagi mereka sehabis memperkosa, korbannya dibunuh lalu dibuang ke tempat yang jauh dari permukiman penduduk. Hal yang seperti inilah yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Betapa rusaknya moral para pemuda saat ini. Mereka hanya ingin mendapat kenikmatan tetapi tidak mau bertanggung jawab dengan  apa yang telah dilakukan. Mereka tidak memikirkan bagaimana perasaan orang tua korban ketika melihat anaknya ditemukan sudah tidak bernyawa lagi.
            Peran pemerintah disIni sangatlah besar. Pemerintah harus rutin melakukan sosialisai ke tempat umum maupun sekolah. Memberi pengarahan agar tidak melakukan hal-hal yang negatif yang dapat merugikan orang lain dan diri mereka sendiri. Membentul pola pikir yang seharusnya dimilki oleh seorang pemuda yang memiliki semangat belajar dan merih cita-cita yang sangat tinggi. Negara sangat membutuhkan pemuda yang bertanggung jawab dan memiliki pola pikir yang visioner.
 Sosialisasi juga merupakan tanggung jawab dari setiap orang tua. Orang tua tidak boleh membiarkan anak-anaknya begitu saja. Dan memberi tanggung jawab sepenuhnya pada sekolah atau instansi terkait. Orang tua juga harus sekali-sekali melihat perkembangan anak-anaknya. Jangan ketika anak-anaknya melakukan hal yang negatif kemudian orang tua menyalahkan sekolah atau instansi terkait. Karena pengaruh sekolah memberi pendidikan tidak terlalu berpengaruh pada perilaku pemuda itu sendiri, guru hanya memberikan materi pembelajaran dan dasar-dasar perilaku sebagaimana mestinya para pemuda. Selanjutnya adalah tanggung jawab dari orang tua mereka masing-masing. Sapa tahu di sekolah perilaku mereka sangat baik, tapi begitu diluar mereka beringas.
Jadi menurut saya, hubungan antara pemuda dan sosialisasi sangat erat. Karena sosialisasi adalah ajang agar mereka tahu apa dan bagaimana yang harus mereka lakukan pada saat di dunia kerja nantinya.